Videotron, atau layar LED berukuran besar, semakin sering digunakan dalam berbagai kebutuhan seperti media promosi, acara publik, hingga instalasi permanen. Salah satu pertimbangan penting sebelum menggunakan perangkat ini adalah konsumsi listriknya, yang bisa berdampak pada perencanaan anggaran dan kesiapan infrastruktur listrik. Besarnya konsumsi listrik tidak bersifat tetap, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor teknis.
Beberapa elemen yang menentukan konsumsi listrik videotron antara lain jenis penggunaannya (indoor atau outdoor), pixel pitch, ukuran layar, serta jenis konten yang ditampilkan. Misalnya, videotron outdoor umumnya memerlukan daya lebih besar karena tingkat kecerahan yang tinggi, sementara layar dengan pixel pitch kecil membutuhkan lebih banyak LED per meter persegi. Konten dengan dominasi warna cerah juga cenderung memerlukan daya lebih tinggi dibanding konten gelap.
Sebagai gambaran, videotron indoor P2.5 rata-rata mengonsumsi daya antara 150-200 W/m², sedangkan model outdoor P10 bisa mencapai 200-300 W/m² dalam kondisi normal. Konsumsi maksimum biasanya lebih tinggi, tergantung intensitas penggunaan. Untuk efisiensi, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain menyesuaikan tingkat kecerahan, memilih teknologi yang hemat energi, serta melakukan pemeliharaan rutin agar performa tetap optimal. Dengan memahami kebutuhan daya sejak awal, pengelolaan operasional videotron dapat dilakukan secara lebih terukur.